23 April 2025

Bukti Pengucapan Salam RAHAYU dalam Naskah Jawa Kuno


Pengucapan RAHAYU sebagai salam untuk "mendoakan kebaikan dan keselamatan" akhirnya saya temukan dalam naskah Kakawin Bhāratayuddha (tahun 1157) tulisan Mpu Sĕḍah, era pemerintahan Mahārāja Jayabhaya di Kerajaan Kaḍiri.
 
Dalam pupuh 13, bait 9, baris pertama, dikisahkan para Pāṇḍawa mohon pamit kepada Bhīṣma yang telah roboh terluka parah akibat panah Śikhaṇḍi dan Arjuna. Bukannya sakit hati, Bhīṣma justru mendoakan "Rahayu!" kepada para Pāṇḍawa yang menjadi lawannya dalam Perang Bhārata.
 
Lho, kalau sumbernya dari cerita Pāṇḍawa vs Korawa, berarti ucapan salam Rahayu berasal dari India dong??? Jawabnya TIDAK.
 
Naskah Mahābhārata yang asli memang berbahasa Sanskerta (India Kuno). Naskah ini masuk ke Nusantara dan kemudian disadur ke dalam bahasa Kawi (Jawa Kuno). Salah satu sadurannya berwujud kakawin yang berjudul Bhāratayuddha, karya Mpu Sĕḍah (dilanjut Mpu Panuluh), pujangga Kerajaan Kaḍiri.
 
Cerita Pāṇḍawa dan Korawa memang berasal dari India Kuno, tetapi salam RAHAYU yang ditulis Mpu Sĕḍah adalah bahasa Jawa Kuno asli, bukan bahasa Sanskerta (India Kuno). Adapun salam kebaikan yang berasal dari bahasa Sanskerta ialah SWASTI, yang artinya kurang-lebih sama dengan Rahayu.
 
Sebagai orang Jawa, mengucapkan salam "Rahayu" artinya mendoakan kebaikan dan keselamatan untuk diri sendiri dan orang lain. Namun, sekarang ada pihak yang menghina pengucapan Rahayu menjadi Rapayu atau Rahayuck. Ya sudah, jangan marah. Anggap saja itu kritik. Mungkin mereka menyindir kita yang mengucap Rahayu hanya di bibir saja, tetapi hati kita penuh kebencian terhadap agama dan budaya lain.
 
Jadi, kalau kita sudah berani mengucap Rahayu, maka itu harus dibarengi dengan pikiran yang baik, ucapan yang baik, dan perbuatan yang baik. Kita tidak perlu menghina agama dan budaya lain, kalau kita juga tidak mau dihina. Hendaknya kisah Bhīṣma menjadi teladan. Meskipun ia telah dikalahkan dan terluka parah, namun tetap mengucapkan "Rahayu", mendoakan kebaikan dan keselamatan untuk para Pāṇḍawa yang menjadi lawannya.
 
Rahayu 
 
Heri Pur









Tidak ada komentar:

Posting Komentar